NOT READY TO BE FOUND.

©Lanniel2016Joytaehyung Poster

NOT READY TO BE FOUND.

Author : Lanniel

Main cast : Joy (RV) – Taehyung/ V (BTS)

Support cast: Irene, Yeri (RV), Namjoon/Rapmon, Jin, Jungkook (BTS),

Suho (EXO), Baek Yerin (15&)

Oneshoot

***

Ini bukan tentang bagaimana hari berlalu setiap detiknya tapi ini tentang wanita muda yang sedang merasa tersakiti. Berkali-kali ia menghempaskan tubuhnya keatas kasur yang sama, berkali-kali ia menghapus airmata yang mengalir keluar. Mereka memanggilnya Joy, dan sekarang wanita itu menangis.

Bodoh– Joy memaki dalam hati berkali-kali. Ia menatap kembali foto pria yang terpajang di layar ponselnya. Kali ini ia menangis kembali. Bagaimana mungkin ia bisa jatuh cinta sedalam ini pada pria yang bahkan lupa kalau ia memiliki kekasih? Bagaimana bisa ia mengharapkan pria yang bahkan memintanya untuk tak bergantung atau merepotkan kekasihnya sendiri? Katakan Joy salah memilih kekasih tapi ia tak bisa melepaskan diri sedikitpun dari pria itu.

“Kim Taehyung melakukan apa lagi padamu?” Joy tak ingin menjawab pertanyaan Irene, bagaimana mungkin ia mengatakan pada kakaknya kalau Taehyung meninggalkannya sendiri dipinggir jalan dan memilih pergi dengan teman-temannya? “Lebih baik putuskan pria itu jika dia hanya membuat mu menangis!” Joy menggeleng cepat. Ia benci kata-kata putus, bahkan ia sudah berulang kali mengacuhkan kata-kata itu ketika Taehyung mengucapkannya. Joy rela diperlakukan dengan menyedihkan asalkan Taehyung tetap bertahan untuknya.

“Aku akan menghubungi Taehyung!” Joy ingin mencegahnya tapi Irene besikukuh. Sebagai kakak harga dirinya dipertaruhkan. Ia tak akan rela melihat tangis Joy sia-sia untuk pria yang bahkan tak perduli dengan adiknya.

Joy menunggu dengan cemas dalam kamarnya. Ia tak mau keluar meskipun Yeri meneriaki pintu kamarnya sejak tadi. Tak ada satupun dari anggota keluarganya yang berhak mengusik keberadaannya sekarang. Joy hanya ingin mendekam dan mengasingkan diri.

“Aku tidak mau bertemu siapapun Yeri~a!” Joy meneriaki pintu kamarnya ketika ketokan demi ketokan pintu terdengar. “Pergilah! Jangan ganggu aku!”

“Apa itu termasuk aku?” tubuh Joy menegang. Ia tau dengan pasti siapa pemilik suara itu. Taehyung, Joy yakin kekasihnya ada disini. Meski khawatir Joy tetap membuka pintu kamarnya dengan pelan. Apa yang diharapkan Joy dengan keberadaan kekasihnya sekarang? Tentu saja sebuah pelukan tapi  –  ia tak akan berani melakukannya.

“Bu-bukankah k-kau per-gi dengan mereka?” kalimat Joy bergetar. Ia takut melihat keberadaan Taehyung sekarang. Jika dugaannya benar, Irene berhasil membuat Taehyung datang kerumah mereka dan sekarang mungkin saja ini adalah akhir dari hubungan mereka.

“Kakak mu menelponku dan meminta kemari.” Dugaan Joy tepat dan itu membuatnya ketakutan.

“Ma-maafkan kakak ku, kkau bisa kembali…” tatapan Taehyung membuat Joy tak berani meneruskan kalimatnya. Sejak tadi ia mengalihkan pandangan pada gagang pintu seolah-olah gagang itu sangat menarik untuk diamati.

“Kau memintaku kemari dan setelah itu menyuruhku kembali?” Taehyung menghela nafas “Kau ingin mempermainkanku?” Joy menggeleng cepat, ia tak mau Taehyung salah paham dan meninggalkannya sekarang.

“B-bukan seperti itu.”

“Ya Tuhan Joy, bisakah kau berhenti bersuara seperti itu?!”  Taehyung menarik tangan Joy, membawa wanita itu keluar dari kamarnya, melewati anggota keluarga Joy dengan acuh.

“Ki-kita mau kemana?” meski setengah terseret, Joy memastikan langkahnya bisa menyesuaikan langkah kekasihnya.

“Dengan begini kau akan berhenti menangiskan?!” Joy tak paham dengan tindakan Taehyung tapi menyaksikannya menjadi tontonan teman-teman dekat Taehyung membuat Joy menyembunyikan tubuhnya dibelakang Taehyung. Ada bersama-sama Taehyung ditengah teman-teman kekasihnya itu sebelumnya hanyalah mimpi bagi Joy. Setiap kali mereka ada, Taehyung akan mengacuhkannya bahkan saat mereka sedang kencanpun Taehyung tak segan meninggalkan Joy sendiri jika teman-temannya ada disana, dan kali inipun sepertinya akan sama.

Joy memang ada disana bersama Taehyung yang sedang sibuk dengan teman-temannya. Joy tak berani berharap lebih, ia hanya menunggu disebuah kursi taman tak jauh dari mereka. Tentu saja Joy tak berani bergabung, ia bahkan tak sadar kalau sekarang ia hanya mengunakan pajama dan itu tentu saja tak cocok dengan dinginnya udara malam saat ini.

“Kau ini sangat luar biasa Joy-ssi, kalau aku pasti sudah menyerah ‘diacuhkan’ seperti ini.” Joy hanya tersenyum simpul menanggapi kata-kata Baek Yerin. Memang dibanding dirinya Yerin jauh lebih beruntung, dia dicintai dengan cara yang benar oleh Namjoon dan tak pernah sekalipun diperlakukan dengan menyedihkan.

“Apa kau tidak kedinginan Joy-ssi?” Yerin memperhatikan pakaian Joy. Joy menggeleng dengan cepat. Berbohong, tentu saja – Joy sangat kedingian. “Aku kesana yah.” Joy hanya mengangguk ketika Yerin beranjak dari sampingnya menemui Namjoon. Melihat bagaimana Namjoon sangat perduli pada Yerin itu membuatnya sedikit  menaruh iri.

Mari tinggalkan Joy sebentar dan temui kekasihnya  –  Taehyung. Pria itu masih sibuk bercengkrama dengan teman-temannya. Bukan lupa pada Joy tapi ia lebih betah bersama teman-temannya. Meski dari beberapa temannya lebih sering membawa serta kekasih mereka, Taehyung tak  tertarik untuk melibatkan Joy dalam pergaulannya.

“Taehyung-ssi sepertinya Joy sangat kedinginan disana!” beberapa dari teman-teman Taehyung langsung menoleh kemana arah telunjuk Yerin dan mereka mengangguk setuju. Taehyung tak berkomentar apapun.

“Kau tak membawanya kesini?” Jin menepuk pundak Taehyung. “Kau membiarkannya seperti itu ditengah cuaca yang mengerikan ini? Sebentar lagi hujan!” Jin menimpali. Taehyung hanya menoleh sebentar kearah Joy. Ia bukan tidak bisa melihat atau tidak peka, ia tau dengan jelas bahwa Joy dengan pakaian seperti itu tak seharusnya berada ditaman saat ini. Duduk dikursi itu seperti orang bodoh.

“Aku akan menghampirinya!” Jungkook tiba-tiba bangkit dari duduknya dan langsung berjalan kearah Joy. Semua mata langsung menatap Taehyung, meminta pria itu menghentikan tindakan Jungkook atau ia akan menyesal nantinya.

Semua orang tau Jungkook tertarik dengan Joy jauh sebelum wanita itu menjalin hubungan dengan Taehyung. Kesempatan sekecil apapun akan dimanfaatkannya untuk mengambil hati wanita yang dinginkannya.

“Kau akan kedinginan kalau seperti itu.” Joy hanya tersenyum seadanya menanggapi pendapat Jungkook.”Pakai ini!” Jungkook melepas jaket kulitnya memasangkan jaket hangat itu pada Joy. Kekurangan Joy adalah ia tak bisa menolak kebaikan orang lain. Meski, ia takut dengan pendapat Taehyung nantinya tapi ia juga tak mau mati kedinginan.

“Terima kasih Jungkook-ssi.” Jungkook mengangguk dan kemudian mengambil tempat duduk disamping Joy.

“Aku akan disini sampai Taehyung kemari menjemputmu.” Sekali lagi, Joy tau alasan dibalik kebaikan Jungkook. Pria tampan disebelahnya itu sudah tiga kali meminta untuk menjadi kekasihnya.

“T-terima kasih.” Jungkook mengangguk dan tersenyum.

Sementara itu, Jin hanya menggelengkan kepala melihat Taehyung tak juga perduli dengan kondisi kekasihnya. Ia mengamati jam ditangannya dan sebagai yang paling tua diantara mereka Jin memutuskan untuk segera menyuruh semua teman-temannya pulang, termasuk Taehyung.

“Joy kita pulang! Aku akan mengantarmu” dengan segera Joy bangkit dari duduknya dan mengangguk setuju, “Kau tidak perlu jaket itu, kembalikan!” Joy melakukannya tanpa protes dan itu sedikit membuat Jungkook kesal.

Sepanjang perjalanan mereka diam, Taehyung memang tak ingin memulai percakapan apapun dan Joy tak bisa bersuara karena kedinginan. Mereka terdiam cukup lama sampai Taehyung meraih tangan Joy dan menarik tubuh wanita itu kesisinya.

“Pakai jaketku!” Taehyung melepas jaketnya.

“Bagaimana denganmu? Tidak,  aku tidak apa-apa, kau gunakan saja.” Joy menolak dengan halus. Ia bukan sok  bahwa udara malam menembus kulitnya dengan mudah terutama karena ia hanya menggunakan pakaian tidur ketika Taehyung membawanya tadi. Tapi, ia takut Taehyung akan marah dan kesal padanya.

“Park Sooyoung!” ketika Taehyung memanggilnya dengan nama asli, Joy tau ia akan dalam masalah jika menolak hal itu.

“B-baiklah.” Joy meraih jaket itu dan mengenakannya, itu jauh lebih baik. Mereka kembali seperti semula, diam dan tak ada yang mau bersuara. Joy sangat berhati-hati dengan setiap tindakannya dan Taehyung tak suka hal itu.

“Rumahku sudah dekat, aku rasa kau cukup mengantarku sampai sini nanti kau akan pulang terlalu larut.” Joy membungkuk didepan kekasihnya sendiri, “Ini, kau akan kedinginan kalau tak memakainya.” Joy mengembalikan jaket Taehyung.

Pria itu menahan diri untuk tidak menunjukan raut kesalnya. Hidupnya sudah cukup kacau karena hubungan mereka dan tingkah Joy memperparah kondisi mereka. Sambil memandang punggung Joy yang mulai menjauh, pria itu mengenang beberapa moment. Ia mengingat kembali bagaimana ia bisa berakhir menjadi kekasih Joy. Kalau saja hari itu Joy tidak duduk dikursi Yerin, tentu pernyataan cinta konyol yang dilakukannya saat itu tak akan salah sasaran. Siapa sangka kalau Joy menerima pernyataan itu, karena malu Taehyung tidak mungkin mengatakan ia salah dan tak seorangpun tau bahwa Joy terlampau bahagia menerima pernyataan itu. Seseorang yang ia cintai diam-diam menyatakan cinta padanya, siapa yang akan menolak? Tentu tak akan ada. Karena itulah Joy bertahan menghadapi perlakuan Taehyung meski ia tau bahwa hari itu Taehyung sebenarnya ingin menyatakan perasaan pada Yerin. Meski akhirnya Joy sadar kenapa Taehyung selalu kesal dan menanggapi semua tidakannya dengan acuh.

“Park Sooyoung!” sebelum punggung itu benar-benar menghilang dari pandangannya Taehyung mencoba memanggil Joy, tetapi Joy tidak berhenti. Wanita itu tidak tuli dan ia mendengar dengan jelas tapi ia tidak bisa menghentikan langkahnya kali ini. Kalau ia berhenti, mungkin ini akan menjadi akhir dari kisah mereka dan Joy tidak mau itu terjadi.

“Sooyoong berhenti!” terkejut dengan teriakan itu Joy menghentikan langkahnya dan Taehyung kini berhasil menyusulnya. Pria itu menarik tangan Joy cukup kasar membuat tubuh wanita itu berbalik menghadapnya dan Taehyung mengumpat dalam hati. Kalau ia tak menarik Joy seperti itu, ia tidak akan melihat wanita itu menangis menyedihkan seperti ini.

“M-maaf.” Joy berusaha menutup wajahnya dan menghindari Taehyung, “Aku tidak akan merepotkanmu lagi, aku janji!” Joy sungguh tak ingin Taehyung meninggalkannya dan ditengah usahanya menahan isak tangis  ia tetap berusaha agar Taehyung tak merasa kesal padanya.

“Sooyoung?” Taehyung mencoba meraih tangan Joy dan gagal.

“Maaf, Taehyung-ssi a-aku tidak akan merepotkanmu. Aku akan pulang sendiri.” Joy melangkahkan kakinya menjauhi Taehyung dan kini langkah itu lebih cepat. Joy tak mau Taehyung melihat air matanya lagi, ia tak mau Taehyung berpikir ia wanita yang cengeng.

“Jika kau tidak berhenti, maka kita berakhir Park Sooyoung!” seketika itu juga Joy menghentikan langkahnya. Taehyung mengancam dan pria itu tau dengan pasti bagaimana menghentikan tingkah Joy. Hanya dengan mengancam mengakhiri hubungan mereka Joy akan bisa dihentikan. Joy berbalik arah, berlari menghampiri Taehyung. Air matanya menetes memilukan, menggelengkan kepalanya dengan kuat.  Taehyung iba melihat hal itu.

“A-aku minta maaf Taehyung­-ssi, aku janji tidak akan bertingkah menyebalkan tapi jangan akhiri hubungan ini!” Joy membungkuk berkali-kali didepan kekasihnya sendiri.

“BER-HEN-TI-PARK SOO YOUNG!”  Taehyung mencengkram kedua bahu Joy dengan kuat. Sayangnya Joy tak bisa lagi menyembunyikan ketakutannya, ia menangis terisak dan mencoba menguatkan dirinya sendiri. Taehyung meraih kekasihnya itu kedalam pelukannya, menepuk pelan-pelan punggung Joy dan membiarkan kekasihnya itu menangis sampai ia tenang.

“M-maafkan aku.” Joy menyadari sikapnya, ia kemudian melepaskan diri dari pelukan Taehyung. Pelan-pelan menarik nafasnya dalam, memperbaiki sikapnya.

“Berhenti bersikap seperti itu!”

“M-maaf – ah tidak…b-baiklah.” Taehyung menghela nafas, iya sudah belajar memperhatikan keberadaan Joy tapi karena sikap Joylah ia jadi sedikit ragu menjalani hubungan dengan wanita itu.

“Kenapa kau menangis hari ini? Apa karena aku meninggalkanmu tadi? Bukankah biasanya kau tidak pernah keberatan. Lalu  –  apa itu tadi? Kenapa kau menerima jaket Jungkook? Aku tidak suka Sooyoung-a. Kenapa kau tidak meminjam jaketku saja? Aku kekasihmu bukan! Tidak perlu berusaha kuat didepanku dan apa maksudmu masih memanggilku dengan ssi?.” Taehyung mengatur kembali nafasnya, rasanya semua benda mengganjal dan membuat mual dalam perutnya keluar bersama pertanyaan-pertanyaan itu.

Joy diam. Ia terperangah dengan semua pertanyaan beruntun kekasihnya. Dari bagian mana ia menjelaskan semua keluh-kesahnya? Bagaimana jika Taehyung meninggalkannya setelah ini? Kemudian Joy memilih diam, itu adalah tindakan yang paling aman sekarang.

“Park Sooyoung?” Taehyung mencoba mengingatkan kekasihnya untuk tidak mengabaikan pertanyaan yang susah payah dilontarkannya tapi, Joy masih keras kepala berada di spot amannya. “Jelaskan padaku Sooyoung-a!” Joy tak bergeming, ia hanya menunduk dan memainkan jari-jarinya dengan salah tingkah. “Jawab pertanyaanku Park Sooyoung!” bukan sebuah bentakan tapi Joy mundur selangkah mendengar tekanan dalam kalimat perintah itu.

“B-bukankah kau bilang jangan berharap banyak pada mu, k-karena itulah aku mencoba bertahan dengan semampunya tanpa bergantung dan merepotkanmu. Kalau soal jaket tadi, aku hanya tidak tega menolaknya – ah  tenang saja a-aku tak terlalu kedinginan kok.”  Joy berusaha tampak tersenyum biasa didepan Taehyung.

“Sooyoung, kau ingin kita putus?” Joy menggeleng dengan cepat dan tanpa ia sadari, jarak yang ia jaga sejak tadi kini tak lagi ada. Tangan halusnya sudah memegang pergelangan tangan Taehyung dan membuat pria itu menatapnya dalam. “Lalu apa maumu? Kalau kita seperti ini terus, cepat atau lambat kita akan berakhir.” Joy menggeleng lagi, kali ini disertai airmata.

“J-jangan!” Joy terisak. “Aku berjanji akan jadi kekasih yang baik untukmu dan tidak akan kesal atau marah saat kau meninggalkanku untuk bertemu teman-temanmu.”

“Ya Tuhan Joy! Kau membuatku seperti pria yang sangat jahat.” Taehyung mengacak-acak tatanan rambutnya. Sejak, beberapa minggu yang lalu saat Jungkook mengatakan akan merebut Joy dari sisinya Taehyung merasa sedikit terganggu tapi kali ini ia yakin Jungkook tak akan berhasil. “Kemari!” Taehyung meraih Joy kedalam pelukannya. “Jangan menolak atau kita akan benar-benar putus!” Joy mengangguk paham dan balas memeluk Taehyung dengan erat.

“K-kau marah padaku?”

“Marah? tentu saja.  Aku marah karena sudah tiga bulan dan kau masih bersikap seperti ini. Bersikaplah selayaknya sepasang kekasih Sooyoung-a. Jangan selalu meminta maaf dan menerima semua perlakuanku!” bahkan Taehyung tak paham kenapa semua respon tubuh dan mulutnya berbeda dengan keinginannya. Sejak kapan ia mulai risih dengan lingkungan sekitar Joy?

“B-bolehkah?” mata Joy tampak berbinar-binar, tiba-tiba ia mulai percaya diri bahwa malam ini bukan akhir dari hubungan mereka. Taehyung tak menjawab hanya mempererat pelukannya. Joy menikmati pelukan itu.

“Aku akan mengantarmu sampai depan rumah!” ujar Taehyung disambut anggukan pasti dari Joy. Malam ini, sesuatu yang dingin dan beku diantara mereka mulai mencair.

Mereka berjalan berdampingan ah bukan tapi Joy berjalan  dalam dekapan Taehyung. Sesekali pria itu bertanya apakah Joy masih kedingianan dan tentu saja jawabannya tidak. Sampai didepan rumah Joy, Taehyung masih berdiri dan belum beranjak sedikitpun. Joy memang tak berada dalam dekapanya tapi tangan wanita itu masih digengam dan tidak dilepaskan oleh Taehyung.

“Ini sudah larut Taehyung-a.” Joy berusaha menyadarkan kekasihnya dari lamunan.

“Apa aku boleh menginap dirumahmu malam ini?” Joy terkesima dengan pertanyaan itu. Mungkin tidak masalah bagi Taehyung untuk menginap dirumahnya lagipula mereka memiliki satu kamar kosong yang bisa ditempati Taehyung. Joy mengangguk dan Taehyung mengikuti langkah kaki kekasihnya memasuki rumah keluarga Joy.

“Kalian kembali sangat larut Joy!” Irene melipat kedua tangannya didada. Irene tidak marah tapi ia hanya kesal karena Taehyung membawa Joy tanpa permisi padanya.

“Maaf kak, ah malam ini Taehyung boleh menginap?” kening Irene bertaut,”Sudah sangat larut kak dan rumah Taehyung jauh.” Irene tak mempermasalahkan itu baginya yang penting sesuatu yang buruk tidak terjadi dalam hubungan adiknya. Kakak tertua Joy itu hanya mengangguk.

Meski malam sudah sangat larut, Taehyung masih terjaga. Pikirannya berkecamuk, entah kenapa semua tindakannya malam ini berada diluar kendalinya. Ia yakin masih belum bisa menerima Joy sepenuhnya tapi ia merasa kesal setiap kali orang lain terlebih Jongkook memperhatikan Joy. Ia juga  menyesal memperlakukan Joy seperti tadi padahal biasanya ia tak mau tau dengan hal itu. Keputusan Taehyung bulat, ia akan membuktikan apa ia benar-benar menginginkan Joy atau itu hanya perasaan iba sesaat.

Taehyung merasa ia baru saja memejamkan matanya sesaat dan matahari sudah mulai mengadu kesombongan diufuk timur. Ia baru akan membasuh mukanya ketika sebuah ketokan terdengar dari pintu kamar yang ia tempati.

“Hai oppa!” seorang perempuan muda yang bersemangat tersenyum sangat lebar dimuka pintunya dan itu bukan Joy.

“Kakak ipar menyuruhku memberikan pakaian ini dan juga peralatan mandi. Setelah selesai oppa keruang makan saja.” Taehyung belum sempat menanggapi dan masih menatap aneh adik bungsu Joy tersebut. Tapi, ia tetap melakukan sesuai dengan instruksi Yeri.

“Aku pikir pakaian itu kekecilan ternyata sangat pas untukmu.” Taehyung hanya tersenyum ketika Suho mengomentari penampilannya. Melihat semua keluarga Joy berkumpul dimeja makan Taehyung merasa sedikit kikuk. Ia cukup tau tentang keluarga Joy karena kekasihnya itu selalu menceritakan hal tersebut. Irene yang sudah menikah dengan Suho dan juga Yeri adik bungsunya.

“Joy masih dikamarnya, kalian sarapan saja dulu.” Perlakuan Irene sangat berbeda dari tadi malam. Taehyung hampir tak yakin kalau wanita itu yang ia temui semalam.

“Maaf, bolehkan menemui Joy dikamarnya?” Irene dan Suho sontak berpandangan dan kemudian mengangguk serentak.

Taehyung beranjak tanpa menunggu waktu lama untuk berbasa-basi. Ia sampai didepan kamar Joy yang terbuka. Dari pintu itu ia bisa melihat Joy masih sibuk dengan tanaman diberanda kamarnya. Perlahan-lahan ia mendekati kekasihnya itu.

“Jadi, ini kegiatan pagimu?” Joy terkejut, tak menyangka kalau Taehyung akan menghampirinya lebih dulu pagi ini.

Ah s-selamat pagi Taehyung-a.” respon yang seperti biasanya, Joy masih belum berubah menghadapi Taehyung.

“Boleh kubantu?” Joy mengangguk dengan senyuman dan entah kenapa Taehyung sedikit terganggu dengan senyum itu.

Sekarang, harus ia akui bahwa perasaannya bisa berubah dengan sangat cepat pada perempuan yang ada didekatnya saat ini. Taehyung tak paham, jika ini dikatakan cinta ia masih belum yakin tapi ia menyesal dengan semua perlakuannya pada Joy selama ini dan satu lagi, ia keberatan jika Jungkook berada disekitar Joy. Mungkin, seperti harapan Joy cerita mereka belum akan berahir disini dan mungkin tak akan berakhir disini. Hanya saja, Taehyung belum siap semua perasaannya itu diketahui oleh Joy.

***

end

 

 

A/N : Akhirnya saya kembali. Sorry, really really sorry karena hampir 3 bulan nggak update. Kali ini saya kembali lagi, selalu membawa sicantik Joy dan semoga cerita sederhana ini bisa dinikmati. Feel free to leave a comment, like, review and any good thing. Sorry kalo banyak typo dan penggunaan tanda bahasa yang tidak sesuai dan selamat datang untuk para staff yang baru. Selamat bergabung.

 

 

 

18 pemikiran pada “NOT READY TO BE FOUND.

Velevation Says ..